Thursday, April 12, 2007

the only road.... ( 12 April 2007)

the only road to the office isn't really a road,
the only way to communicate is by satellite,
the only way to solve the problem is to invent something new.......
welcome to real world my friend....

--
Best regards,
Hermawan Joko Sutrisno
Schlumberger, Sudan

--------------------------------------------------------------------------------------------


untuk perempuanku…

malam di kota cahaya
engkau jauh
dan aku di sini
riuh rendah warna udara
aku memotret semua dalam ingatan

ini ria yang semu
dan indah yang biasa
andainya bisa kubungkus semua
lalu nanti kita nikmati bersama

kutinggalkan rindu
kar’na hanya sekian jarak kita
yakin engkau tinggal di lubuk hati
ikut denganku ke pelosok negri

pagi perawan di bawah menara…
ternyata setadi aku cuma berpikir
berharap engkau ada di sini

- lilya -

----------------------------------------------------------------------------------------


And at the end of the day,
when it comes down to it,
is to be close to somebody

So this thing where we all keep our distance
and pretend not to care about each other?
It's usually a load of bull...

So we pick and choose who we want to remain close to...
...and once we've chosen those people, we tend to stick close by...
...no matter how much we hurt them...
...no matter how much they hurt you...

The people that are still with you at the end of the day,
those are the ones worth keeping...

And, sure, sometimes close can be too close ...

- fitri maryanti -

----------------------------------------------------------------------------------------


Anakku,…
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu…
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak,… engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah… saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku…
Hidup memang pilihan…
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak…
Maafkan ibu…
Maafkan ibu…
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak…
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak…
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu…

Dikutip dari Bila Ibu Boleh Memilih, kumpulan puisi hati Ratih Sanggarwati.

posted by : desy santhyani